Karet adalah salah satu komoditas utama sub sektor perkebunan di Indonesia. Data tahun 2006 menunjukkan luas areal tanaman karet di Indonesia adalah seluas 3,31 juta hektar (ha) dan menempati areal perkebunan terluas ketiga setelah kelapa sawit (pertama) dengan luas 6,07 juta ha dan kelapa (kedua) dengan luas 3,82 juta ha. Karena luasnya perkebunan karet di Indonesia, ini menunjukkan bahwa biji karet yang dihasilkan sangat melimpah sehingga banyak biji karet yang tidak termanfaatkan, sehingga akan lebih efisien jika biji karet tersebut dimanfaatkan menjadi tempe biji karet.
Biji karet memiliki kandungan gizi yang tinggi yaitu mengandung 4 asam amino dari 10 asam amino esensial yang dibutuhkan oleh tubuh. Kandungan air sebesar 25 persen, lemak 20 persen, protein di bawah 10 persen dan karbohidrat. Secara organoleptik, tempe biji karet juga dapat diterima konsumen. Rasanya lebih enak daripada tempe gembus atau tempe koro. Hal ini menunjukkan bahwa tempe yang berasal dari biji karet memiliki nilai gizi yang tinggi sehingga baik untuk dikonsumsi oleh masyarakat.
Pembuatan tempe kedelai adalah serbagai bertikut :
1. Biji kedelai yang telah dipilih dibersihkan dari kotoran, dicuci dengan air bersih selama 1 jam.
2. Setelah bersih, kedelai tersebut direbus dalam air selama 2 jam.
3. Kedelai kemudian direndam 12 jam dalam air panas/hangat bekas air perebusan supaya kedelai mengembang.
4. Berikutnya, kedelai direndam dalam air dingin selama 12 jam.
5. Setelah 24 jam direndam seperti pada butir 3 dan butir 4 di atas, kedelai dicuci dan dikuliti (dikupas).
6. Setelah dikupas, kedelai direbus untuk membunuh bakteri yang kemungkinan tumbuh selama perendaman.
7. Kedelai diambil dari dandang, diletakkan di atas tampah dan diratakan tipis-tipis. Selanjutnya, kedelai dibiarkan dingin sampai permukaan keping kedelai kering dan airnya menetes habis.
8. Sesudah itu, kedelai dicampur dengan laru (ragi 2%) guna mempercepat/merangsang pertumbuhan jamur. Proses mencampur kedelai dengan ragi memakan waktu sekitar 20 menit. Tahap peragian (fermentasi) adalah tahap penentu keberhasilan dalam membuat tempe kedelai.
9. Bila campuran bahan fermentasi kedelai sudah rata, campuran tersebut dicetak pada loyang atau cetakan kayu dengan lapisan plastik atau daun yang akhirnya dipakai sebagai pembungkus. Sebelumnya, plastik dilobangi/ditusuk-tusuk. Maksudnya ialah untuk memberi udara supaya jamur yang tumbuh berwarna putih. Proses percetakan/pembungkus memakan waktu 3 jam. Daun yang biasanya buat pembungkus adalah daun pisang atau daun jati. Ada yang berpendapat bahwa rasa tempe yang dibungkus plastik menjadi “aneh” dan tempe lebih mudah busuk (dibandingkan dengan tempe yang dibungkus daun).
10. Campuran kedelai yang telah dicetak dan diratakan permukaannya dihamparkan di atas rak dan kemudian ditutup selama 24 jam.
11. Setelah 24 jam, tutup dibuka dan campuran kedelai didinginkan/diangin-anginkan selama 24 jam lagi. Setelah itu, campuran kedelai telah menjadi tempe siap jual.
12. Supaya tahan lama, tempe yang misalnya akan menjadi produk ekspor dapat dibekukan dan dikirim ke luar negeri di dalam peti kemas pendingin.
0 komentar:
Post a Comment