Konspirasi RMS atau Kristen???

|

Meskipun begitu kita tidak dapat menyimpulkan bahwa Rustam Kastor adalah orang yang tidak punya perhatian terhadap konflik yang terjadi di tanah kelahirannya itu. Rustam Kastor memang bukan provokator seperti yang pernah dituduhkan sementara orang pada dirinya itu, tetapi Jenderal Purnawirawan yang sudah berangkat tua ini tetap turut berjuang untuk menyelesaikan kasus Maluku dengan berusaha mendudukkan persoalan Maluku pada proporsi yang sebenarnya tanpa disertai upaya penyembunyian fakta-fakta. Dia memang memosisikan diri sebagai bagian dari ummat Islam, tetapi dengan tepat mendasarkan diri pada fakta dan data dalam bersikap. Buktinya adalah buku yang ada di hadapan pembaca ini.

Rustam Kastor melihat bahwa apa yang dilakukan oleh pemerintah dalam menyikapi kasus yang merembet dari Ambon sampai ke Maluku Utara tidak tepat karena pemerintah hanya memberi terapi pada gejala-gejalanya dan bukan pada akar permasalahannya. Ibarat mengobati orang sakit maka penghilangan rasa sakit sebagai gejala hanya berguna untuk sementara guna mengurangi penderitaan si sakit, tetapi bersamaan dengan itu terapi pada akar masalah alias sumber penyakit mutlak harus dilakukan. Bagi Kastor upaya membuat garis demarkasi antara penduduk yang beragama Kristen dan beragama Islam hanyalah terapi atas gejala yang tidak akan dapat menyelesaikan masalah begitu juga berbagai bentuk formalitas upacara untuk berdamai. Bahkan pernyataan Presiden dan Wakil Presiden meminta rakyat Maluku untuk menyelesaikan masalahnya sendiri dianggapnya sangat tidak tepat dan tidak mau melihat sumber masalahnya secara jernih. Kasus Maluku ini memerlukan campur tangan pemerintah secara serius, karena tidak mungkin selesai dengan baik jika masalahnya dikembalikan kepada rakyat Maluku sendiri kecuali menunggu habisnya salah satu pihak yang bertikai.

0 komentar:

Post a Comment

 

©2009 ASRES blog's | Template Blue by TNB